Dibalik Kecilnya Data Garis Kemiskinan Kabupaten Rokan Hilir 2020-2022
Kasus-kasus kemiskinan
rasanya belum pernah sepi terjadi di Indonesia. Kondisi kekurangan atau
ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar sehari-hari seperti makanan,
pakaian, tempat tinggal, kesehatan, pendidikan, dan lainnya disebut sebagai
kemiskinan.
Penduduk miskin adalah
penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita per bulan dibawah garis
kemiskinan. Dilansir dari laman resmi Badan Pusat Statistik (BPS) bps.go.id,
Garis Kemiskinan (GK) adalah gambaran nilai rupiah pengeluaran minimum yang
diperlukan seseorang untuk memenuhi kebutuhan pokok hidupnya selama sebulan,
baik kebutuhan makanan maupun non-makanan.
Garis Kemiskinan berguna
sebagai perangkat ekonomi yang dapat digunakan untuk mengukur penduduk miskin
dan sebagai alat pembaharuan sosial ekonomi daerah setempat. Salah satu daerah
di Indonesia yang menggunakan Garis Kemiskinan adalah BPS Provinsi Riau.
Dilansir dari antaranews.com Kepala BPS Provinsi Riau Misfaruddin mengakatan jumlah penduduk miskin di Riau pada September 2022 tercatat sebanyak 493.130 orang.
Dilihat secara keseluruhan kabupaten/kota yang ada di Provinsi Riau mengalami peningkatan Garis Kemiskinan mulai dari tahun 2020 hingga 2022. Akan tetapi bisa dilihat kabupaten Rokan Hilir memiliki GK paling sedikit diantara kabupaten/kota yang lain.
Menanggapi hal tersebut Cindy Safrianti sebagai mahasiswa UIN Sultan Syarif Kasim Riau asal kabupaten Rokan Hilir beranggapan bahwa hal tersebut dipengaruhi oleh masyarakat kabupaten Rokan Hilir yang berprofesi sebagai petani bahan pangan seperti, padi, singkong, cabai dsb.
"Masyarakat sekitar tempat tinggal saya dominan berprofesi sebagai petani padi, singkong, cabai." Ungkapnya melalui pesan Whatsapp.
Selain itu untuk bahan makanan yang berupa ikan, cumi, kerang, dan sebagainya bisa didapatkan dengan mudah dan murah karena lokasi kabupaten Rokan Hilir yang dekat dengan laut.
"Jenis bahan makanan seafood di Rohil murah banget, kecuali kepiting karena ada musimnya sendiri. Terlebih masyarakat disini juga jarang mengkonsumsi daging sapi, hanya dihari-hari besar saja." jelas Novita Sari mahasiswa Universitas Riau.
Tidak ada komentar